Search This Blog

Friday, October 25, 2019

PAMOR KOROWELANG

Pamor Koro Welang
Pamor Koro Welang Juga hampir sama dengan Blarak Ngirid atau Ron Pakis, tetapi “daun” nya lebih besar dan lebih menyatu. Tuahnya juga hampir sama dengan Blarak Ngirid, tetapi fungsi pergaulannya lebih besar dari fungsi wibawanya. Beberapa keris denganpamor ini (tidak semua) baik juga untuk mencari jalan rejeki. Tergolong pamorpemilih.
Pamor Ron Genduru
Ada yang menyingkat menjadi RONGENDURU atau menyebut RON KENDURU. Agak mirip Ganggeng Kanyut tetapi relatif susunannya lebih teratur dan rapi. Tuahnya berkisar pada kewibawaan dan rejeki. Baik digunakan untuk pengusaha yang punya banyak anak buah. Tergolong pamor pemilh.
Pamor Mayang Mekar
Bentuknya indah sekali seperti daun Seledri, tuahnya memperlancar pergaulan dan dikasihani orang sekeliling. Beberapa diantaranya malah bertuah memikat lawan jenis. Tergolong pamor pemilih.
Pamor Wiji Timun
Menyerupai biji ketimun. Hampir sama dengan pamor Uler Lulut tetapi lebih kecil dan lonjong. Tuahnya juga untuk mencari jalan rejeki. Ada sedikit unsure kewibawaan. Baik untuk pedagang maupun untuk pengusaha. Pamor ini agak pemilih.
Pamor Kenongo Ginubah
Tuahnya menarik perhatian orang. Pergaulannya baik dan diterima digolongan manapun. Tetapi pamor ini termasuk pemilih.
Pamor Walang Sinuduk
Bentuknya mirip dengan satai belalang. Posisi belalang-belalangnya bisa miring kekiri, bisa kekanan. Tuah utamanya mempengaruhi orang lain. Wibawanya besar sehingga baik dimiliki oleh pemuka masyarakat, guru, pemimpin politik. Tergolongpamor pemilih.
Pamor Tumpal Keli
Tuahnya baik untuk pergaulan. Bisa menunjang karier karena pemiliknya akan disayang atasan. Termasuk pamor tidak pemilih.
Pamor Bendo Segodo
Bentuknya menyerupai bulatan menggumpal dari bawah keatas. Tuahnya untuk jalan rejeki dan pergaulan serta ketentraman rumah tangga. Tergolong tidak pemilih.
Pamor Melati Sinebar
Mirip pamor Tetesing Warih, merupakan bulatan bersusun rangkap tiga atau lebih tetapi bulatannya tidak sempurna betul dengan garis tengah sekitar 10mm. Tempatnya ditengah bilah dan jarak satu bulatan dengan lainnya sekitar 10mm atau lebih. Pamor ini tergolong tidak pemilih dan tuahnya untuk mencari rejeki.
Pamor Manikem
Tergolong pamor langka dan hanya dijumpai dikeris muda terutama tangguh Madura. Bentuknya mirip Melati Rinonce atau Melati Sato-or tetapi garis penghubung antar bulatan-bulatannya lebih gemuk, lebih lebar. Sedangkan bulatannya juga lebih lebar dibandingkan Melati Rinonce, bahkan ada yang hampir menyentuh tepi bilah. Tergolong tidak pemilih dan bertuah memudahkan mencari rejeki.
SEKAR KOPI.
Ditengah bilah ada pamor yang menyerupai garis tebal dari sor-soran sampai dekat ujung bilah. Dikiri kanan garis tebal ini terdapat lingkaran-lingkaran bergerombol atau berkelompok. Satu kelompok terdiri dari dua atau tiga lingkaran menempel pada garis tebal seolah-olah biji kopi menempel pada tangkai bijinya. Tuahnya memperlancar rejeki tergolong tidak pemilih tetapi termasuk pamorlangka.
BONANG RINENTENG.
Ada yang menyebutnya Bonang Sarenteng, agak mirip dengan pamor Sekar Kopi tetapi bulatannya hanya satu. Boleh dikiri-kanan secara simetris atau selang seling. Baik Bonang Rinenteng ataupun Sekar Kopi, bulatannya seperti pusaran di pamorUdan Mas. Tergolong tidak pemilih dan memudahkan mencari rejeki.
JUNG ISI DUNYA.
Bentuknya mirip Putri Kinurung. Bedanya bulatan-bulatan kecil yang terdapat pada “kurungan” bulatan relatif lebih besar. Ada juga yang bentuknya sepintas mirip pamor Bendo Segodo. Tuahnya untuk “menumpuk” kekayaan dan tidak pemilih
Pamor Wulan Wulan
Di Jawa Timur disebut Bulan-Bulan. Mirip Melati Sinebar atau mirip Bendo Segodo. Bedanya pada pamor Wulan-Wulan , bagian tengahnya berlubang jelas. Tuahnya memudahkan mencari jalan rejeki dan mengikat langganan. Sering disimpan ditoko atau warung.
Pamor Tunggak Semi – Bawang Sewungkul
Pamor ini terletak ditengah Sor-soran, bentuk seperti tampak digambar samping. Berkombinasi dengan pamor Wos Wutah. Tuahnya untuk mendapatkan rejeki walau bagaimanapun kecilnya. Tidak termasuk pamor pemilih.

BAWANG SEBUNGKUL.
Bentuknya memang mirip bungkul bawang, berlapis-lapis. Paling sedikit ada lima lapisan dan terletak di sor-soran. Tuahnya dibidang rejeki , untuk pengembangan modal. Cocok untuk orang yang bekerja di Bank dan pengembangan modal. Tidak pemilih.

PAMOR NGULIT SEMANGKA

NGULIT SEMANGKA
Sepintas seperti kulit semangka, tuahnya seperti Sumsum Buron, memudahkan mencari jalan rejeki dan mudah bergaul pada siapa saja dan dari golongan manapun. Pamor ini tidak memilih dan cocok bagi siapa saja.
Pamor Tambal
Mirip goresan kuas besar pada sebuah bidang lukisan. Tuahnya biasanya menambah kewibawaan dan menunjang karier seseorang. Menurut istilah Jawa bisa menjunjung derajat. Pamor ini termasuk pemilih dan tidak setiap orang cocok.
PAMOR PULOTIRTO
Seperti Wos Wutah hanya gumpalan gambarnya terpisah agak berjauhan, seperti bentuk pulau pada peta. Tuahnya sama dengan pamor Wos Wutah.
SUMSUM BURON
Pamor ini juga mirip Wos Wutah, gumpalan juga terpisah agak berjauhan seperti Pulo Tirto hanya agak lebih besar dan lebih menyatu. Tuahnya baik, tahan godaan dan murah rejeki serta tidak pemilih.
PAMOR MELATI RINONCE.
Bentuknya mirip pamor Rante tetapi umumnya bulatannya lebih kecil dan tidak berlubang. Bulatan itu berupa pusaran pusaran mirip dengan pamor Udan Mas tetapi agak lebih besar sedikit.
Tuahnya mencari jalan rejeki dan menumpuk kekayaan. Untuk pergaulan juga baik, pamor ini tidak memilih dan bisa digunakan siapa saja.
PAMOR RANTE.
Tuah utama pamor ini adalah untuk menampung dan mengembangkan rejeki yang didapat. Bisa mengurangi sifat boros, tetapi bukan pelit.
Cocok untuk semua orang baik digunakan berdagang atau berusaha. Bentuknya agak mirip pamor Melati Rinonce, hanya bedanya pada bulatannya ada semacam gambar “lubang”.
Pamor Adeg
Pamor Adeg banyak dijumpai, tergolong pamor pemilih tetapi lebih banyak yang cocok daripada tidak. Tuahnya terutama sebagai penolak, ada yang menolak guna-guna, ada yang menolak wabah, angin ribut, banjir dan lainnya. Ada yang hanya menolak satu sifat ada yang beberapa sifat penolakan.
Pamor Mrambut
Sepintas seperti Adeg, bahkan ada yang menyamaratakan dengan membuat istilah baru Adeg-Mrambut. Padahal sebenarnya lain. Pamor Mrambut alurnya terputus-putus. Tuahnya hampir sama dengan pamor Adeg. Tergolong pemilih, tidak semua orang cocok.
Pamor Sekar Lampes
Tuah dari pamor ini mirip dengan pamor Tumpal Keli. Hanya pada pamor Sekar Lampes umumnya juga mengandung tuah yang menambah kewibawaan pemakainya dan tergolong pamor yang tidak pemilih.
GONJO WINIH
ILINING WARIH.
Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama tuah dari Ilining Warih. Selain soal rejaki, pamor ini juga baik untuk pergaulan. Tidak memilih dan umumnya cocok untuk siapapun.

KANJENG KYAI PAMOR

Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet atu sering disebut bintang-bintang, dapat disebut sebagai bolide.
Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater.
KANJENG KYAI PAMOR adalah sebuah batu meteor yang kini tersimpan di lingkungan Kraton Kasunanan Surakarta, adalah bahan pamor meteor yang banyak digunakan dalam pembuatan keris dan tosan aji lainnya, setelah masa pemerintahan Paku Buwono III. Karena batu meteor itu diangkut dari daerah Prambanan, pamor yang terjadi dari bahan batu meteor itu disebut Pamor Prambanan.

Meteor yang relatif besar itu jatuh pada pertengahan abad ke-18 dan kemudian pecah menjadi dua bongkahan besar. Batu meteor pertama, yakni yang kecil, atas Perintah Sri Paku Buwono III diambil dan diangkut ke Keraton Kasunanan Surakarta pada tanggal 13 Februari 1784. Yang lebih besar kemudian juga di-angkut ke Surakarta atas perintah Paku Buwono IV pada tanggal 12 Februari 1797. Yang kedua ini ukurannya lebih dari 1 meter kubik. Setelah diangkut ke Keraton Kasunanan Surakarta, batu meteor ini diberi nama Kanjeng Kyai Pamor, dan dipakai sebagai cadangan bahan pembuatan keris dan tosan aji lainnya.
Pada zaman pemerintahan Paku Buwono IX, batu pamor itu diberi cungkup rumah-ru-mahan dengan pagar besi setinggi kira-kira 90 cm. Namun pada tahun 1967 cungkup itu sudah mulai tampak lapuk, dan sekelilingnya tampak kurang terpelihara, namun seperangkat sesaji masih terlihat di lantai dekat batu pamor itu. Sisa batu pamor yang tertinggal di Prambanan, yaitu yang kecil-kecil kemudian menjadi dagangan rakyat setempat. Sampai belasan tahun kemudian, sisa-sisa pecahan meteor itu masih mendatangkan rejeki bagi penduduk sekitar.
Pada tahun 1935, secuil bahan pamor meteor Prambanan seberat 30 gram harganya mencapai 6 gulden (mata uang Hindia Belanda), setara dengan 60 gram emas.

Wednesday, October 16, 2019

Asal Mula Pamor

Aspek penting dalam eksoteri keris selain dapur, tangguh, perabot, adalah pamor keris. Mengenai sebilah keris pada umumnya orang akan bertanya, apa dapurnya, apa pamornya, tangguh mana, dan bagaimana perabotnya. Sebagian orang bahkan menganggap pamor paling penting dari semua aspek keris yang ada.
Kata pamor mengandung dua pengertian. Yang pertama, menunjuk gambaran tertentu berupa garis, lengkungan, lingkaran, noda, titik, atau belang-belang yang tampak pada permukaan bilah keris, tombak, dan tosan aji lainnya. Sedangkan yang kedua, dimaksudkan sebagai jenis bahan pembuat pamor itu.
Motif atau pola gambaran pamor terbentuk pada permukaan bilah keris karena adanya perbedaan warna dan berbedaan nuansa dari bahab-bahan logam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keris, tombak, dan tosan aji lainnya. Dengan teknik tempa tertentu, logam bahan baku keris akan menyatu dalam bentuk lapisan-lapisan tipis, tetapi bukan bersenyawa atau lebur satu dengan lainnya. Karena adanya penyayatan pada permukaan bilah keris itu, gambaran pamor pun akan terbentuk.
Gambaran pamor ini diperjelas dan diperindah dengan cara mewarangi keris, tombak, atau tosan aji itu. Setelah terkena larutan warangan, bagian keris yang terbuat dari baja akan menampilkan warna hitam keabu-abuan, yang dari besi menjadi berwarna hitam legam, sedangkan yang dari bahan pamor akan menampilkan warna putih atau abu-abu keperakan.
Teknik tempa dalam pembuatan senjata berpamor ini merupakan ketrerampilan khas Indonesia, terutama Pulau Jawa. Bahkan seni pamor itu mungkin bisa dibilang penemuan orang Indonesia. Tidak ada bangsa lain selain Indonesia yang dalam catatan sejarah kebudayaannya mengenal seni tempa senjata berpamor, sebelum abad ke-10.
Asal Mula Pamor
Tidak ada data tertulis yang pasti mengenai kapan orang Indonesia (Jawa) menemukan teknik tempa senjata berpamor. Namun jika dilihat bahwa sebagian bilah keris Jalak Buda sudah menampilkan gambaran pamor, bisa diperkirakan pamor dikenal bangsa Indonesia setidaknya pada abad ke-7. Pamor yang mereka kenal itu terjadi karena ketidaksengajaan, dengan mencampur beberapa macam bahan besi dari daerah galian yang berbeda. Perbedaan komposisi unsur logam pada senyawa besi yang mereka pakai sebagai bahan baku pembuatan keris itulah yang menimbulkan nuansa warna yang berbeda pada permukaan bilahnya, sehingga menampilkan gambaran pamor.
Keris dan tombak tangguh Jenggala sudah menampilkan rekayasa pamor yang amat indah dan mengagumkan. Jelas pamor itu bukan berasal dari ketidaksengajaan, melainkan karena teknik tempa dan rekayasa si empu. Inilah yang menimbulkan tanda tanya, apakah Jenggala dalam perkerisan sama dengan Jenggala dalam ilmu sejarah? Mengapa budaya masyarakat di kerajaan yang berdiri pada abad ke-11 itu sudah terampil membuat rekayasa seni pamor?

Bahan Pamor
Selain menunjuk pada pengertian tentang pola gambarannya, pamor juga dimaksudkan menunjuk pengertian mengenai bahan pembuat pamor itu.
Ada empat macam bahan pamor yang acapkali digunakan dalam pembuatan keris, dan tosan aji lainnya. Dari yang empat itu, tiga di antaranya adalah bahan alami, sedangkan bahan pamor yang keempat adalah unsur logam nikel yang telah dimurnikan oleh pabrik.
Bahan pamor yang tertua adalah bahan keris dari dua atau beberaoa senyawa besi yang berbeda. Senyawa besi yang berbeda komposisi unsur-unsurnya itu, tentunya didapat dari daerah yang berbeda pula. Dari bahan pamor ini, pamor yang terjadi dinamakan pamor sanak.
Bahan pamor lainnya adalah batu bintang atau batu meteor. Penggunaan bahan meteorit untuk bahan pamor bukan hanya dilakukan oleh para empu di Pulau Jawa, juga di daerah lain di Indonesia. Badik batu dan mandau batu, misalnya, dibuat oleh orang Sulawesi dan Kalimantan.
Di Sulawesi selain batu bintang atau batu meteor, ada bahan pamor lain yang banyak terdapat di daerah Luwu. Bahan pamor dari Luwu ini kemudian menjadi komoditi dagang antarpulau, bahkan juga dikenal dan diperdagangkan di Singapura, Semenanjung Malaya, dan Thailand. Mereka mengenalnya sebagai pamor Luwu atau bassi pamoro.
Jenis bahan pamor yang terakhir adalah nikel. Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu, nikel lebih sering dijumpai sudah bercampur dengan unsur logam lainnya, biasanya dengan besi. Tetapi kini, tahun 2000, mudah didapat nikel murni yang dijual kiloan.

Kanjeng Kyai Pamor
Dari empat macam bahan pamor itu, batu meteorlah yang terbaik, karena bahan itu mengandung titanium yang banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan pamor lainnya. Bahan baku pamor meteorit yang terkenal adalah yang berasal dari daerah Prambanan, Jawa Tengah, yang kemudian dinamakan Kanjeng Kyai Pamor.

Pamor Badik Kawali

Membahas tentang Pamor-pamor yg terdapat dalam Badik Pusaka terkhusus untuk pamor-pamor istimewa. Berikut adalah jenis-jenis pamor yang sering dianggap istimewa dan paling dicari oleh para kolektor dan pecinta pusaka Polobessi :

1. Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo
Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo adalah pamor yang terbentuk dan dihasilkan dari bahan pamor dengan dengan kandungan meteorit yang tinggi, Bentuk dari Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo pada dasarnya dari Bahan yang sama dengan ciri kesamaan yaitu mengkilap menyerupai warna perak/nikel. Jika Bentuknya berupa gumpalan-gumpalan besar atau melebar maka disebut Batu Lappa'. Jika Bentuknya berupa gumpalan-gumpalan kecil kira-kira sebesar biji cabe maka disebut Uleng-Puleng. Dan Jika bentuknya membentuk guratan guratan tipis memanjang maka disebut Ure' Tuo. Adapun penyebutan pamor Bunga Pejje' (Kristal Garam) pada beberapa sumber yang dianggap sama dengan kandungan uleng puleng dan batu lappa hanya saja bentuknya yang menyebar di seluruh bilah maka saya tidak sepakat. Alasannya adalah bahan pamor yang banyak menghasilkan Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo jelas berbeda dengan bahan Pamor yang menghasilkan Bunga Pejje'. Kenapa ke-3 jenis pamor ini dianggap paling istimewa dan paling banyak dicari ? Alasannya karena kemunculan pamor ini harus dari bahan pamor khusus. Bahan-bahan pamor yang biasa bagaimanapun tidak akan bisa menghasilkan Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo, jadi dapat disimpulkan bahwa ini adalah pamor Hadiah Dari Alam. Berbeda dengan penyebutan pamor lain yang seperti daung ase, teppo baja, kuribojo, dato-dato misalnya, adalah jenis pamor yang bisa dibentuk dari bahan pamor apa saja. Untuk Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuor bahan pamor yang digunakan adalah harus dari bahan dengan kandungan meteorit yang tinggi. Sedikit tentang meteorit, bahan pamor ini menurut penelitian adalah bahan pamor yang berasal dari meteor (Bintang jatuh). Dari sejak zaman dahulu, orang-orang suku bugis banyak yang menggunakan Gumpalan Batu Meteor ini sebagai Azimat anti makhluk halus yang jahat. Dan setelah dikaji ternyata kebiasaan tersebut bukan kebiasaan yang mengada-ada. Dalam surah Al-hadid Ayat 25 disebutkan bahwa : ....Dan Kami telah menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia... Setelah ayat ini dikaji dan dipadukan dengan ilmu moderen maka semua ilmuwan sepakat bahwa kandungan besi yang ada didalam bumi itu berasal dari Bintang Jatuh. Perihal Bintang atau meteor, menyangkut kepercayaan salah satu Agama yaitu Islam, Bintang itu dianggap sebagai tameng langit, pelindung langit dan dijadikan senjata untuk melempari dan menghalangi jin-jin jahat yang berniat untuk mencuri berita yang tertulis didalam kitab Lauhul Mahfudz. Kisah lain adalah pada saat Rasulullah Muhammad SAW pertama kali melakukan ritual melontar jumrah yang kini dijadikan salah satu rukun ibadah haji dimana batu yang pertama kali digunakan oleh beliau adalah batu yang berasal/jatuh dari langit (batu meteor). Sebagaimana kita ketahui bahwa ritual melontar jumrah itu bertujuan untuk melempari iblis yang ada didalam diri manusia. Maka akan sangat diterima keyakinan jika gumpalan-gumpalan meteor yang ditemukan di Bumi ini dijadikan sebagai benda anti makhluk halus yang jahat. Karena kebiasaan ini maka, badik pusaka yang mempunyai Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo dipercaya sebagai badik yang sulit dihuni oleh Khodam Jahat dari golongan hitam. Ini adalah tuah atau makna pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo secara umum, tp untuk secara khusus akan banyak lagi yang mempengaruhi berhubungan dengan letak Pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo, Contoh letak pamor Batu Lappa, Uleng-Puleng, Dan Ure' Tuo yang banyak dicari adalah : A. Batu Lappa/Uleng-Puleng Naokko' Panggulu (Batu Lappa' Digigit Hulu) Artinya adalah pamor batu lappa yang letaknya berada di pangkal, sebagian masuk kedalam pesi/oting dan sebagiannya lagi keluar atau tampak di pangkal. Tuahnya dianggap sebagai pamor Tenri Isseng Poadai Decenna (Tidak Bisa Dibahasakan Kebaikannya) B. Batu Lappa/Uleng-puleng Di Punggung Bilah Batu Lappa yang berada dipunggung bilah juga merupakan salah satu pamor yang banyak dicari karena dipercaya sangat bagus tuahnya untuk ke-rezekian. Terutama batu lappa yang letaknya dekat dengan pangkal. C. Batu Lappa/Uleng Puleng Diujung Punggung Badik Jenis Batu Lappa/Uleng-puleng yang berada di ujung badik dengan catatan batu lappa/uleng-pulengnya juga ada di sekitaran pangkal hingga ujung sering dijuluki La Uleng Tepu (Sang Bulan Purnama) Tuahnya adalah dipercaya barang siapa yang membawa pusaka ini maka insya Allah tidak akan melihat darah atau yang berdarah. Ini berarti sangat baik untuk keselamatan. Jadi bagi yang memiliki jenis pusaka seperti ini, jangan sampai menyimpan pusaka tersebut di dekat wanita yang akan bersalin karena Niscaya wanita tersebut akan susah bersalin karena wanita bersalin sudah pasti kebanyakan mengeluarkan darah. Kasus seperti ini sudah pernah terjadi. D. Batu Lappa'/Uleng-puleng Pada Baja/Mata PusakaBatu Lappa/Uleng-puleng yang berasa pada baja/mata besi pusaka juga sangat dicari, Tuahnya sangat bagus untuk kewibawaan dan kepemimpinan. Insya Allah perkataan pemiliknya akan selalu dituruti. E. Ure' Tuo Yang Berada Di Punggung Bilah Yang Tidak Terputus Hingga Ke Ujung. Pamor jenis ini juga sangat banyak dicari karena tuahnya sangat baik untuk kepemimpinan dan kewibawaan, barang siapa yang memiliki pusaka ini maka kata-katanya akan selalu dituruti oleh bawahannya. F. Ure' Tuo Yang Tdk Terputus Dari Pangkal Hingga Ke Ujung Bilah Pamor seperti ini juga sangat dicari, karna tuahnya juga sangat baik untuk kerezekiaan dan ketentraman hati. G. Ure' Tuo Yang Menyebrang Dari Sisi Satu Ke Sisi Lainnya.Pamor seperti ini juga sangat banyakj dicari seperti halnya badik Sambang/Gareno. Tuahnya juga Insya Allah sangat baik untuk kerezekian, kewibawaan dan Kepemimpinan. Beberapa orang mengatakan inilah Datun-na Badik (Rajanya Badik). Sisiq dan pamor seperti diataslah yang banyak dicari karena memang termasuk langka. Penyebab langka-nya bukan karena sulitnya dibuat saja, tapi karena bahannya yang sangat terbatas. Di era sekrang, antara tahun 90-an hingga skrng (2013) barangkali pamor sejenis ini masih agak mudah ditemui, alasannya karena ketersediaan bahan baku pamor ini masih bisa didapatkan dari bekas pusaka tua di daerah Luwu yang kini banyak ditemukan di beberapa danau, sungai, gowa bahkan pada beberapa lokasi penggalian tanah. Pusaka-pusaka tersebut adalah korban dari pemberontakan DI/TII yang dulu berniat menjadikan Indonesia menjadi Negara Islam. Sayang sekali, sebagian prilaku pemberontak sama selali tidak berpihak pada kebudayaan. Semua benda pusaka mereka anggap sebagai media yang mengantar pasa kesyirikan dan kemusyrikan sehingga ratusan bahkan ribuan pusaka masyarakat disita dan dirampas oleh mereka terus dibuang pada suatu tempat. Benda-benda itulah yang banyak diburu oleh orang-orang dari tahun ketahun dan akhirnya pasti akan habis juga, seperti informasi dari seseorang Panre Bessi di luwu yang sudah mengaku sudah sangat sulit menemukan bahan pamor dari bekas pusaka tua itu sekarang .
2. Kurissi Gamecca'
Pamor kurissi Gamecca' adalah jenis pamor yang sangat Langka, Dahulu kala pamor ini hanya dibuat pada saat terjadi prosesi pernikahan putera puteri Raja/Bangsawan. Motif Pamor ini berbentuk Anyaman Bambu yang dalam Bahasa Bugis disebut Gamecca' Pamor ini sangat sulit dibuat, dan menggunakan bahan pamor yang lumayan banyak.

3. Sippa Sikadong, Massalo'/Mabbelesse, Bettu Cigerro', Sumpang Buaja, Mattellongi, Sumpang Salo'
Jenis Pamor yang tersebut diatas juga sangat banyak diistimewakan oleh orang-orang. Dan yang paling dicari adalah badik yang memiliki semua pamor tersebut diatas. Badik yang memmiliki pamor seperti diatas atau mungkin lebih banyak lagi sering disebut dengan Pamor Sukku' (Cukup). Tuahnya adalah sangat bagus untuk kerezekian, cocok untuk anda para pedagang dan pebisnis. Jika kesemua pamor diatas terdapat dalam 1 buah pusaka, maka Insya Allah pemiliknya akan dimudahkan segala urusan, dari soal rezeki, hinga urusan asmara lawan jenis. Pamor Sukku' ini juga termasuk pamor yang sangat langka. Dizaman dahulu maharnya sering menggunakan Tedong Siajoa (Dua Ekor Kerbau Jantan). Beginilah cara orang tua terdahulu itu menghargai benda pusaka.
4. Pamor Sambang/Gareno
Jenis pamor sambang (makasar) atau Gareno (Bugis) adalah jenis pamor yg pernah menjadi sangat langka. Masalahnya karena ilmu tehnik penempaan pamor sambang ini pernah hilang. Atau dengan kata lain, tehnik tempa pamor sambang ini pernah tidak ada yang mengetahuinya sama sekali di Sulawesi. Periode tersebut diperkirakan antara tahun 50-an hingga tahun 80-an. Barulah setelah tahun 90-an keatas tehnik tempa sambang ini muncul lagi dan itupun hanya diketahui oleh 1-2 panre. Tidak tertutup kemungkinan, ilmu tehnik tempa sambang ini akan hilang lagi setelah pandai besinya tidak ada. Seorang kolektor saya rasa wajib memiliki badik seperti ini. Apalagi tuahnya juga sangat baik untuk yang mereka dibidang kelautan, dibidang tambang dan termasuk kepemimpinan.
5. Pamor Mata Rakkapeng
Pamor mata rakkapeng ini juga termasuk pamor yang banyak diburu oleh para kolektor. Bentuknya berupa 1/2 bulatan/lingkaran (busur) pada mata/baja besi pusaka yang menampilkan warna berbeda dari warna baja lainnya, terkadang bentuk mata Rakkapeng ini bersusun bak pelangi, dan terkadang juga bentuknya tunggal saja. Hal yang membuat pamor ini banyak dicari karena tehnik pembuatannya yang tidak bisa dibuat oleh sembarang panre dan sembarang bahan baja. Baja yang digunakan harus berkwalitas terbaik, Disebut mata Rakkapeng karena menyerupai mata rakkapeng (alat kuno untuk menuai padi) yang sering digunakan petani. Jika rakkapeng ini digunakan lama untuk memanen/memotong tangkai pada maka akan meninggalkan bekas yang berbentuk 1/2 lingkaran pada baja rakkapeng ini. Dari sinilah sehingga muncul penyebutan pamor Mata Rakkapeng. Tuahnya sangat baik untuk kecukupan Pangan, karena Padi selalu di identikkan dengan simbol pangan. Zaman dahulu, kesejahteraan seseorang sangat bergantung pada keberhasilan tanaman padinya terkhusus bagi petani.
6. Pamor Bonto Mate'ne
Pamor Bontomate'ne adalah jenis pamor yang juga termasuk langka dan banyak dicari, Bentuk pamor ini serupa dengan pamor dato-dato, hanya saja pada pamor bonto mate'ne pamor dato-datonya timbul, serta terdapat ciri khas pada bagian timpa' laja' yang bersusun antara besi baja dan pamor. Pamor ini sangat dicari oleh pedagang, dan saking di istimewakannya sehingga muncul istilah "ada pappaseng" dari orang tua dulu, seperti ini : "Narekko Engka Tau Mabbolai Kawali Mappamoro' Bonto Mate'ne Na Mauni Rapang Tai Nalempa Nabalu Tarala Muto" Artinya : "Jika ada seseorang yg memiliki Badik dengan Pamor Bonto Mate'ne Maka, Sekalipun Ibarat Kotoran Yang Orang Itu Bawa Untuk Dijual Maka Akan Terjual Juga" Insya Allah.......Pesan tersebut mengungkap kelebihan Badik Pamor Bonto Mate'ne yang sangat dicari oleh para pelaku Binis dan Pedagang.

7. Pamor Bontoala'
Pamor Bontoala juga merupakan salah satu jenis pamor Badik yang langka dan banyak dicari. Bentuk pamor ini memiliki khas pada bentuk pamor menyerupai Balo Pakke' (Te'ba Jampu) namun pamornya dibuat berlapis-lapis dan tipis. Badik Bontoala juga memiliki ciri khas pada bentuk timpa laja. Dulu, badik seperti ini diperuntukkan untuk kalangan ulama. Itulah beberapa jenis pamor yang saat ini sudah menjadi sangat langka, dan paling banyak dicari oleh kolektor.